Senin, 02 Mei 2016

Gerhana Bulan yang "Tak Berdarah"



 
Wikipedia Gerhana bulan penumbra. Tak seperti fenomena gerhana bulan umumnya, bulan takkan berwarna merah darah.
KOMPAS.com — Gerhana bulan pertama pada tahun 2016 akan terjadi pada Rabu (23/3/2016) malam ini. Seluruh Indonesia bisa menyaksikan fenomena ini.

Gerhana bulan kali ini tak seperti umumnya. Jangan berharap bulan akan menjelma merah darah sebab bahkan kita tak akan mampu mengamati perbedaannya tanpa teleskop.

Gerhana bulan penumbra, demikian fenomena yang akan terjadi malam ini disebut, terjadi karena posisi unik antara bumi, bulan, dan matahari.

Pada saat fenomena gerhana umumnya, matahari, bumi, dan bulan terletak segaris. Tepatnya, bulan berada di bayang-bayang inti bumi.

Saat gerhana bulan penumbra, posisi bumi, bulan, dan matahari sama. Namun, bulan berada di wilayah bayang-bayang inti bumi.

Hal itu membuat jumlah cahaya matahari yang diterima bulan tak berkurang sebanyak saat gerhana bulan biasanya. Akibatnya, bulan tak berwarna merah darah.

 
 
Buzzle Ilustrasi posisi bumi, bulan, dan matahari saat gerhana bulan penumbra
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo dalam posting-an di Facebook, Rabu, mengatakan, "Awal gerhana diprakirakan terjadi pukul 16.40 WIB, puncak gerhana diprakirakan pukul 18.47 WIB, dan akhir gerhana pada pukul 20.53 WIB."

Karena harus mengamati dengan teleskop, langkah paling baik untuk bisa ikut serta mengamatinya adalah bergabung dengan kelompok astronom amatir.

Yang berada di Yogyakarta bisa bergabung dengan Jogja Astro Club (JAC) yang akan memulai pengamatan pada pukul 17.00 WIB di depan Masjid Kauman, Alun-alun Utara Yogyakarta.

JAC juga menyelenggarakan diskusi ilmiah tentang gerhana bulan penumbra di markasnya, wilayah Gejayan, Yogyakarta. Selamat mengamati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar