Menurut para ahli geologi, pelebaran alur-alur dasar samudra. Pergerakan benua, pola seismik global, dan pola kegiatan vulkanik, merupakan bagian dari sirkulasi energi dari dalam bumi.Permukaan planet bumi terdiri dari tujuh bentangan besar lempeng tektonik yang bersifat keras, tetapi tipis dibandingkan dengan ukuran bumi. Ukuran lempeng benua yang paling tebal kurang dari 150 km. lempeng-lempeng benua itu tidak diam, meliankan bergerak.
Benua Asia terdiri dari tiga lempeng tektonik yang besar, yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, India. Eurasia merupakan lempeng yang paling besar dan relatif statis, sedangkan lempeng Pasifik dan India terus menerus bergerak, bergeser ke arah barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-gerakan yang saling bertabrakan ini menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti pegunungan Himalaya. Hal-hal penting tentang gerakan lempeng tektonik adalah sebagai berikut.
- Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus menerus terjadi dan menciptakan berbagai perubahan di permukaan bumi.
- Sumber gerakan tersebut adalah arus konveksi, arus ini terjadi dalam lapisan astenosfer bumi.
- Lava dapat mendekati kulit bumi dan keluar lewat gunung api, celah, atau retakan seperti yang terjadi pada punggungan Atlantik Tengah. Dengan meninggalkan retakan besar dasar samudra, lelehan lava mendingin, dan membentuk dasar laut baru.
- Pada perbatasan lempeng tektonik yang saling menjauh, terbentuk punggungan dasar laut. Di sisi lain, pada pertemuan lempeng tektonik dapat ditemukan zona subduksi ketika lempeng yang satu menunjam lempeng yang lain.
- Gerakan lempeng tektonik terkait dengan penyebaran gunung api di muka bumi dan terjadinya gempa bumi.
Sejak tahun 1900-an, para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar mengapung di atas lapisan yang lunak. Akan tetapi, teori yang menjelaskan mengapung dan bergeraknya kerak benua baru di publikasikan secara luas pada tahun 1960.Beberapa teori tentang pembentukan benua di bumi di sampaikan oleh beberapa ahli sebagai berikut.
a. Alfred Lothar Wegener
A.L Wegener mengemukakan teori yang di sebut teori apungan benua. Wegener mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan himpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut di ungkapkan pertama kalinya di dalam sebuah buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Estehung der Kontinente und Ozeane (asal usul benua dan lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di kalangan ahli-ahli geologi. Dan baru mereda pada tahun 1960-an setelah teori apungan benua Wegener ini mendapat banyak pendukung dari kalangan ilmu pengetahuan.
Titik tolak teori Wegener adalah sebagai berikut.
- Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai benua Amerika Utara dan Selatandengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut diprediksi dahulunya adalah daratan yang berhimpitan.itulah sebabnya formasi geologi pada bagian-bagian yang bertemu itu sama. Pernyataan tersebut telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dan Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca, Argentina.
- Daerah Greenlend bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepetan 9 meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini dahulunya adalah benua tunggal yang disebut benua Pangea. benua tunggal ini mulai terpecah karena gerakan lempeng tektonik, baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Akibat peristiwa tersebut, terjadilah hal-hal sebagai berikut.
– Lempengan-lempengan benua dan samudra mengapung sendiri-sendiri
– Ssamudra Atlantik semakin meluas karena Benua Amerika masih terus bergerak kearah barat yang berakibat terjadinya lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan selatan.
– Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat
– Batas Samudra Hindia makin mendesak ke utara, anak benua india semula di duga berbentuk agak memanjang, tetapi karena gerakanya ke utara, india makin menyempit dan mendekat ke Benua Eurasia. Proses tersebut mengahsilkan pegunungan Himalaya.
Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak, pergerakan tersebut dapat di buktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat pada alur-alur dasar samudra.
b. Descartes
Rene Descartes mengemukakan teori kontraksi yang kemudian di teruskan oleh Edward Suess. Menurutnya, bumi makin menyusut dan mengerut akibat pendinginan. Oleh karena itu, terbentuklah gunung, lembah, dan lapisan-lapisan bumi. Teori ini tidak mendapat dukungan dari ahli geologi.
c. Edward Suess
Edward Suess melanjutkan teori Descartes. Suess mengatakan bahwa persamaan kondisi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika di sebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada masa lalu dan di sebut Benua Gondwana. Benua besar ini sekarang tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah permukaan laut.
d. Tim Peneliti Amerika
Tim peneliti ini terdiri dari 17 orang yang berasal dari The New York American Museum of Natural History, Ohio State University, dan Wichita State University. Mereka melakukan penelitian di kutub selatan antara tahun 1967 – 1970. Pusat perhatian meraka adalah Trans Atlantik Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan kebenaran teori A.L Wegener.
Dalam hasil penelitian mereka terbukti bahwa daerah tersebut teletak di sekitar khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Oleh karena itu, seharusnya pada zaman tersebut di daerah itu terdapat hewan dan tumbuhan tropis. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang di sebut labyrintodint. Hewan ini berbentuk seperti salamander denagn kepala pipih, badan besar dan berat. Fosil sejenis ditemukan pula di Afrika dan Amerika Selatan. Bukti-bukti terbaru semakin menguatkan teori apungan benua.
Teori Kontraksi
Teori Kontraksi dikemukakan oleh James Dana di AS (1847) dan Elie de Baumant di Eropa (1852) yang berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan yang terjadi juga mengakibatkan bumi menjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering, kulitnya akan mengerut.
Teori Laurasia-Gondwana
- Eduard Zuess dan Frank B. Taylor mengemukakan teori bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua tersebut bernama Laurasia dan Gondwana yang kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua.
- Gondwana terpecah menjadi benua AS, Afrika, dan Australia, sedangkan benua-benua lain dahulu adalah benua Laurasia.
Teori Apungan Benua
Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener yang mengemukakan teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benda besar yang disebut pangea, serta sebuah samudera bernama Panthalasa yang kemudian bergeser secara perlahan ke arah equator dan barat mencapai posisi seperti sekarang
Teori Konveksi
Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasya. Aliran konveksi yang menghambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pegikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari Princention University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang alirankonveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.
Teori Pergeseran Dasar Laut
Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya.
Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung teori tersebut, yaitu mekin jauh dari punggung dasr laut umurnya makin tua. Hal itu berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah East Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge. Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut Amerik Serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya.
Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung teori tersebut, yaitu mekin jauh dari punggung dasr laut umurnya makin tua. Hal itu berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah East Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.
Teori Lempeng Tektonik
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika inggris, Mc Kenzie danRobertParker. Kedua ahli itu menyampaikan teori yang menyempurnakan teori-teori sebelumnya, seperti pergeseran dunia, pergeseran dasar laut, dan teori konveksi sebagai salah satu kesatuan konsep yang sangat berharga dan diterima oleh para ahli geologi.
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics Theory) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.